Sumber Air Aqua Subang: Benarkah dari Pegunungan, Bukan Sumur Bor Biasa

Sumber Air Aqua Subang: Benarkah dari Pegunungan, Bukan Sumur Bor Biasa

Kategori: Bisnis

Penulis: Admin

Tanggal: 2025-10-23 09:17:57


Isu mengenai sumber air pabrik Aqua di Subang, Jawa Barat, tengah menjadi sorotan publik. Hal ini bermula dari inspeksi lapangan oleh Gubernur Jawa Barat yang mengungkap bahwa air yang digunakan untuk produksi tidak berasal langsung dari mata air permukaan, melainkan dari dalam tanah.

Dalam sidak tersebut, staf perusahaan menjelaskan bahwa air diambil melalui pengeboran dengan kedalaman 100–130 meter. Gubernur kemudian menegaskan pentingnya memastikan izin pengambilan air tanah dilakukan sesuai aturan serta memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat sekitar, terutama terkait akses air bersih dan kondisi lingkungan.


Penjelasan Resmi Aqua

Pihak PT Tirta Investama (Aqua) menjelaskan bahwa air yang mereka gunakan bukan dari sumur bor biasa, melainkan berasal dari akuifer dalam, yaitu lapisan air tanah yang merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan.
Beberapa sumber bahkan memiliki sifat self-flowing, artinya air dapat mengalir alami tanpa bantuan pompa.

Perusahaan menegaskan bahwa semua proses pengambilan air dilakukan sesuai izin pemerintah dan diawasi secara berkala oleh Badan Geologi serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Aqua juga memiliki kebijakan khusus bernama Ground Water Resources Policy yang mengatur tentang konservasi air, pelestarian lingkungan, dan pelibatan masyarakat sekitar.

Kajian ilmiah dari UGM dan Unpad turut memastikan bahwa metode pengambilan air Aqua dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak menimbulkan risiko longsor atau pergeseran tanah.


Klarifikasi dari Danone Indonesia

Sebagai induk perusahaan Aqua, Danone Indonesia menegaskan bahwa produk Aqua diambil dari 19 titik mata air pegunungan di seluruh Indonesia.
Pemilihan sumber air dilakukan dengan sangat ketat melalui 9 kriteria ilmiah, 5 tahap evaluasi, dan minimal 1 tahun penelitian sebelum digunakan untuk produksi.

Air Aqua berasal dari akuifer dalam dengan kedalaman 60–140 meter, sehingga berbeda dengan air tanah dangkal atau air permukaan.
Tim ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti geologi, hidrogeologi, geofisika, dan mikrobiologi, ikut memastikan agar sumber air tetap terlindungi dan kualitasnya tetap terjaga.


Tanggapan Masyarakat Sekitar

Meski begitu, sebagian warga sekitar pabrik mengaku mengalami kesulitan air bersih saat musim kemarau.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran mengenai pengelolaan sumber daya air, tanggung jawab sosial perusahaan, dan pemerataan akses air untuk masyarakat.

Pihak pemerintah daerah dan perusahaan menegaskan bahwa koordinasi dan pemantauan akan terus dilakukan agar pasokan air untuk masyarakat tidak terganggu dan dampak lingkungan bisa diminimalkan.


Dampak dan Regulasi

Walau Aqua menyatakan telah mematuhi seluruh peraturan, pengambilan air tanah dalam skala besar tetap menjadi perhatian.
Kekhawatiran muncul mengenai penurunan muka tanah, risiko longsor, dan kelestarian sumber daya alam.

Pemerintah mengingatkan bahwa setiap izin pengambilan air harus mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, serta memastikan kegiatan tersebut dilakukan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.